Kamis, 23 Desember 2010

kanker serviks

  1. Pengertian kanker serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Akan tetapi, kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh. (http://www.artikelindonesia.com)
Kanker leher rahim terjadi jika sel-sel yang ada di daerah tersebut membelah secara tak terkendali dan menjadi abnormal. Jika sel-sel tersebut terus membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor. Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut menjadi ganas, maka keadaanya disebut sebagai kanker leher rahim.
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papilloma virus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".

  1. Tanda-tanda kanker serviks
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker.
Pada awalnya perjalanan penyakit dari kanker leher rahim dapat berupa pembakal kanker atau lesi prakanker. Perubahan prakanker ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul atau Pap Smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Pada saat ini dapat timbul gejala seperti gangguan menstruasi, perdarahan vagina, serta keputihan. Jika kanker berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti:
Ø  Berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan
Ø  Nyeri panggul, punggung dan tungkai
Ø  Keluar air kemih dan tinja dari vagina
Ø  Patah tulang (http://www.medicastore.com)


  1. Penyebab kanker serviks
Penyebab dari terjadinya kelainan pada sel-sel leher rahim tersebut tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks tersebut :
  1. HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genital (kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering  diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh. (http://www.mahasiswaonline.info)
Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.( http://www.artikelindonesia.com)
  1. Merokok
Tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok. Dengan melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkecil resiko tersebut, mudah-mudahan kita dijauhkan dari kejadian kanker leher rahim ini.
Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001. Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya. (http://artikelindonesia.com)
  1. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini(<16 tahun).
  2. Berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.(http://artikelindonesia.com)
  1. Gangguan sistem kekebalan tubuh
  2. Pemakaian pil KB
  3. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
  4. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
  5. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin).
  6. Insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat. (http://situs.kesrepro.info)
Berdasarkan keterangan beberapa dokter di RS Dharmais, ada beberapa kebiasaan yang harus dihindari dari serangan kanker rahim.
Ø  Merokok. Pada prinsipnya nikotin mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau terangsang. Terutama pada tenggorokan, paru-paru dan leher rahim. Semakin banyak nikotin yang Anda hisap maka semakin banyak yang diserap oleh tenggorokan, akibatnya semakin besar kemungkinan tiga organ itu terkontaminasi.
Ø  Pembersihan vagina. Berbagai merk antiseptik pembersih khusus vagina di pasaran dengan slogan iklan yang sangat menggoda. Padahal bahan kimia pada antiseptik tersebut akan menimbulkan iritasi pada leher rahim. Seringnya para wanita tergoda oleh label obat pencuci yang konon mampu membasmi kuman pada vagina. Padahal pada vagina terdapat kuman yang disebut Basillus Doderlain, penghasil asam laktat yang memang fungsinya menjaga kelembaban vagina.
Ø  Menaburi bedak pada vagina. Kesegaran akan selalu membawa efek nyaman bagi kita. Begitu juga jika Anda memang selalu ingin menjaga vagina Anda segar, biasanya suka menaburinya dengan bedak. Namun ternyata di samping kesegaran yang diinginkan ada kemungkinan terkena kanker ovarium (indung telur). Karena jika ada satu butir dari bedak tersebut yang menempel, maka akan mengalami infeksi dan menimbulkan luka di ovarium.
Ø  Diet rendah lemak. Lemak potensial memproduksi hormon estrogen, jika terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak maka estrogen pun semakin banyak. Jika endometrium (badan rahim) terpapar oleh hormon ini maka akan cepat sekali berubah wujud menjadi kanker. Jadi pola makan pun berkaitan dengan kemungkinan Anda mengidap kanker.
Ø  Stabilkan asupan vitamin. Karena terlena oleh makanan yang enak-enak, terkadang asupan vitamin jadi terlupakan. Vitamin yang sering terlupakan namun sangat penting untuk memperbaiki dan memperkuat mukosa, material dalam leher rahim adalah vitamin C, berat karotein dan asam folat. Jika Anda kekurangan vitamin-vitamin tersebut, maka tidak menutup kemungkinan Anda juga akan terserang kanker leher rahim. Untuk itu perbanyaklah makan sayur-sayuran dan vitamin C. (Taufik Abidin, 2007 : 3)

  1. Diagnosa Kanker Serviks
Diagnosis dari kanker leher rahim ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan, seperti:
1.      IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan. (http://kumpulan.info)
2.      Pap Smear
Pap Smear test adalah suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Test ini ditemukan pertama kali oleh Dr. George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap smear test. Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.(reliance insurance. Info sehat)
Pap Smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan leher rahim. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat. Dari hasil pemeriksaan ini juga dapat ditentukan stadium dari kanker leher rahim, yaitu:
Ø Normal
Ø Displasia ringan, yaitu perubahan pada leher rahim masih pada tingkat dini yang belum bersifat ganas
Ø Displasia berat, yaitu perubahan yang lebih lanjut dari sel leher rahim, tetapi masih belum bersifat ganas
Ø Karsinoma in situ, yaitu kanker yang terbatas pada lapisan paling luar dari leher rahim
Ø Kanker invasif, yaitu kanker yang sudah menyebar ke lapisan leher rahim yang lebih dalam atau ke organ tubuh yang lainnya.
Hasil Pap Smear dikatakan abnormal jika sel-sel yang berasal dari leher rahim anda ketika diperiksa di bawah mikroskop akan memberikan penampakan yang berbeda dengan sel normal. Kejadian ini biasanya terjadi 1 dari 10 pemeriksaan Pap Smear. Beberapa faktor yang dapat memberikan indikasi diketemukannya penampakan Pap Smear yang abnormal adalah:
1)    Unsatisfactory Pap Smear. Pada kasus ini, berarti pegawai di Lab tersebut tidak bisa melihat sel-sel leher rahims anda dengan detail sehingga gagal untuk membuat suatu laporan yang komprehensive kepada dokter anda. Jika kasus ini menimpa anda sebaiknya anda datang lagi untuk pemeriksaan Pap Smear  pada waktu yang akan ditentukan oleh dokter anda.
2)    Jika ada infeksi atau inflamasi. Kadang-kadang pada pemeriksaan Pap Smear memberikan penampakan terjadinya inflamasi. Ini berarti bahwa sel-sel di dalam leher rahims mengalami suatu iritasi yang ringan sifatnya. Memang kadang-kadang inflamasi dapat kita deteksi melalui pemeriksaan Pap Smear, biarpun kita tidak merasakan keluhan-keluhan karena tidak terasanya gejala klinis yang ditimbulkannya. Sebabnya bermacam-macam. Mungkin telah terjadi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri, atau karena jamur. Konsultasikan dengan dokter anda mengenai masalah ini beserta pengobatannya jika diperlukan. Tanyakan kapan anda harus menjalani Pap Smear lagi.
3)    Atypia atau Minor Atypia. Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah jika pada pemeriksaan Pap Smear terdeteksi perubahan-perubahan sel-sel leher rahims, tetapi sangat minor dan penyebabnya tidak jelas. Pada kasus ini, biasanya hasilnya dilaporkan sebagai atypia. Biasanya terjadinya perubahan penampakan sel-sel tersebut dikarenakan adanya peradangan, tetapi tidak jarang pula karena infeksi virus. Karena untuk membuat suatu diagnosa yang definitif tidak memungkinkan pada tahap ini, dokter anda mungkin akan merekomendasikan anda untuk menjalani pemeriksaan lagi dalam waktu enam bulan. Pada umumnya, sel-sel tersebut akan kembali menjadi normal lagi. Jadi, adalah sangat penting bagi anda untuk melakukan Pap Smear lagi untuk memastikan bahwa kelainan-kelainan yang tampak pada pemeriksaan pertama tersebut. (Taufik Abidin, 2007 : 12)
3.      Thin Prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap Smear. Jika Pap Smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat. (http://kumpulan.info)
4.      Kolposkopi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat keadaan leher rahim secara langsung dengan suatu alat yang disebut dengan kolposkop. Kolposkopi adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahims oleh seorang dokter yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Dengan memeriksa permukaan leher rahims, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahims seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan Pap Smear.
Cara pemeriksaan kolposkopi adalah sebagai berikut: dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna saluran leher rahims dengan suatu cairan yang membuat permukaan leher rahims yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai.. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahims melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi.
Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk kemudian dikirim ke lab guna pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi anda.
5.      Biopsi
Biopsi pada leher rahim merupakan suatu prosedur yang dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan leher rahim untuk kemudian diperiksakan di bawah mikroskop. Dari pemeriksaan biopsi dapat diketahui diagnosis pasti dari kanker leher rahim. (http://dokter.indo.net.id/serviks.html)
  1. Tes Schiller.
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning. (Taufik Abidin, 2007 : 11)
  1. Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker mulut rahim ditentukan oleh berat ringannya penyakit atau stadium dari penyakit. Untuk stadium awal tindakan operasi merupakan pilihan pertama. Pilihan pengobatan yang lain berupa terapi penyinaran, terapi biologis dan kemoterapi, yang dilakukan pada kasus-kasus yang sudah lanjut.
Pada beberapa kasus mungkin juga dilakukan histerektomi, yaitu suatu prosedur untuk mengangkat rahim secara total. Selain pemilihan cara pengobatan berdasarkan berat ringannya penyakit, juga harus diperhatikan efek samping dari masing-masing cara pengobatan. Terapi penyinaran, misalnya, dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan rektum, kerusakan pada kandung kemih dan terganggunya fungsi indung telur. Kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya kerontokan rambut, gangguan pencernaan, mudah mengalami infeksi, dan perdarahan.
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:
1.      Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2.      Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
1.      Pembedahan. Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah atau pun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap Smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.
2.    Terapi penyinaran. Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi:
Ø  Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
Ø  Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah: - iritasi rektum dan vagina - kerusakan kandung kemih dan rektum - ovarium berhenti berfungsi.
3. Kemoterapi. Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.
Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.
4. Terapi biologis. Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah Interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
F.  Pencegahan Kanker Serviks
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker leher rahim :
a)      Mencegah terjadinya infeksi HPV Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksinasi HPV, atau dengan menghilangkan resiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan terhadap virus tersebut.
b)      Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim dan dapat menghentikan atau mencegah perubahan keganasan pada sel-sel leher rahim
c)      Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
d)     Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
e)      Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
f)       Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
g)      Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
h)      Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
i)        Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit. (http://kumpulan.info)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar