Kamis, 23 Desember 2010

rahim (uterus)


RAHIM (UTERUS)

  1. Pengertian Rahim (Uterus)
 
Rahim atau uterus adalah organ reproduksi betina yang utama pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia. Salah satu ujungnya adalah serviks, membuka ke dalam vagina, dan ujung satunya yang lebih luas, yang dianggap badan rahim, disambung di kedua pihak dengan tabung Fallopian. Rahim terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran di organisme yang berbeda. Pada manusia adalah berbentuk buah pir. Beberapa organisme seperti kelinci, kambing dan kuda mempunyai rahim bipartite atau "bertanduk".(http://id.wikipedia.org/wiki/Rahim)
Campbell (2004:158) dalam bukunya “Biologi” Jilid ke tiga menyatakan, Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama kehamilan untuk menampung fetus  dengan bobot 4 kg. Lapisan bagian dalam uterus, endometrium, dialiri oleh sangat banyak pembuluh darah.
Rahim / Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Uterus adalah organ betina di mana telur difertilisasi atau dibuahi dan/atau tempat terjadinya perkembangan anak (Campbell, dkk, 2004 : G-29)
Uterus (rahim) adalah organ berbentuk seperti pir yang terletak tepat di atas vagina, yang menjadi tempat janin yang sedang berkembang, juga memberinya makan dan melindunginya. (George, dkk, 2005:372)
Uterus adalah organ yang sangat luar biasa dan menjadi rumah janin selama dalam kandungan. Setelah melahirkan, beratnya masih sekitar 0.7 kg (1 1/2 lb). Jika anda menekan bagian tengah perut, uterus terasa sebesar buah grapefruit (sejenis jeruk) yang keras. (http://www.wyethindonesia.com)
Dalam pengertian lain, uterus (peranakan) adalah perpanjangan berotot dari saluran muller (mullerian duct) mamalia betina (kecuali monotremata) tempat embrio berkembang setelah implantasi. Biasanya berpasangan, masing-masing berubungan dengan tabung Fallopi; pada manusia hanya ada satu karena bagian bawah menyatu. Dihubungkan pada bagian luar oleh vagina, dikontrol oleh hormon kelamin, oksitosin dan prostaglandin; membesar pada saat kematangan seksual atau pada masa kawin. Membran pelapis berkelenjar (endometrium, desidua) memberi makan embrio. Otot polos pada dindingnya sangat meningkat selama kehamilan; kontraksi otot-otot tersebut berkontraksi untuk mengeluarkan embrio beserta plasenta kelahiran (parturation). (M. Abercrombie, dkk, 1993 : 646)
Dari setiap pengertian di atas masing-masing mempunyai pengertian yang hampir sama. Masing-masing pengertian bisa saling melengkapi. Jadi bisa diartikan bahwa rahim atau uterus adalah salah satu organ reproduksi dari betina  yang dimiliki oleh mamalia terutama manusia sebagai tempat fetus atau janin saat berkembang yang bentuknya menyerupai buah pir, yang di dalamnya terdapat rongga dan berotot dan terhubung oleh saluran rahim atau serviks menuju vagina.
  1. Anatomi dan Letak Uterus
Besarnya Rahim berbeda-beda,  bergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau beluum. ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampung. pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm ; pada multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm. beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara. korpus uteri yaitu bagian utama rahim, merupakan 2/3 dari rahim. pada kehamilan bagian ini berfungsi sebagai tempat utama bagi janin untuk hidup dan berkembang.
Rahim terletak di dalam panggul segera dorsal (dan biasanya agak rostral) ke kandung kemih dan ventral ke rektum. Di luar kehamilan, ukuran dalam manusia adalah beberapa sentimeter dengan diameter. Rahim adalah organ berbentuk buah pir otot yang dapat dibagi menjadi empat segmen anatomis: The fundus, corpus, leher rahim dan os internal.
sikap dan letak rahim dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh :
·         tonus rahim sendiri
·         tekanan intra abdominal
·         otot-otot dasar panggul
·         ligament-ligament:
o    lig. kardinal kanan dan kiri (mackenrodt)
o    lig. sakro uterina
o    lig. rotundum
o    lig. latum
o    lig. infundibulopelvikum
Uterus terhubung ke sebuah saluran pendek bertepi tak rata yang dikenal sebagai vagina (George, dkk, 2005:145)
Rahim ditempatkan di pelvis dan dorsal (dan biasanya agak kranial) ke kandung kemih dan ventral ke rektum. Rahim ditahan pada tempatnya oleh beberapa ligamen. Di luar kehamilan, ukuran garis tengahnya adalah beberapa sentimeter. Rahim kebanyakan terdiri dari otot. Lapisan permanen jaringan itu yang paling dalam disebut endometrium. Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium membuat lapisan pada waktu-waktu tertentu yang, jika tak ada kehamilan terjadi, dilepaskan atau menyerap kembali. (http://id.wikipedia.org/wiki/Rahim)
Letak Uterus
Dari luar ke dalam, jalan menuju rahim adalah sebagai berikut:
  • Kemaluan wanita
  • Vagina
  • Serviks uteri - "leher rahim"
    • Eksternal lubang rahim
    • Kanal serviks
    • Internal lubang rahim
    • corpus uteri - "Badan rahim"
      • Rongga tubuh rahim
      • Fundus
Letak rahim dalam keadaan fisiologis adalah anterofleksi. letak-letak lainnya adalah antefleksi (tengadah kedepan), retrofleksi (tengadah ke belakang), anteversi (terdorong kedepan), retroversi (terdorong kebelakang). suplai darah rahim dialiri oleh a. uterina yang berasal dari a iliaka interna (a.hipogastrika) dan a. ovarika.



Lapisan
Lapisan, dari terdalam hingga terluar, pada dinding rahim adalah sebagai berikut:
1)      Endometrium: Lapisan rongga rahim disebut "endometrium". Lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah. Setelah menstruasi, permukaan dalam uterus menjadi lebih tebal karena hormone estrogen. Merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Kemudian terjadi ovulasi diikuti dengan keluarnya cairan karena pengaruh hormone progesteron. Bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan tadi bersama sel telur akan terlepas (meluruh) dan keluar melalui vagina dan biasa disebut dengan menstruasi. Ini terdiri dari endometrium fungsional dan endometrium basal dari yang terdahulu lahir. Kerusakan hasil endometrium basal dalam pembentukan adhesi dan / atau fibrosis (sindrom Asherman). Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium membangun lapisan berkala yang ditumpahkan atau diserap kembali jika kehamilan tidak terjadi. Penumpahan lapisan endometrium fungsional pada manusia bertanggung jawab untuk perdarahan haid (bahasa sehari-hari dikenal sebagai "periode" seorang wanita) sepanjang tahun subur seorang perempuan dan untuk beberapa waktu di luar. Pada mamalia lain mungkin ada siklus ditetapkan sebagai luas terpisah seperti enam bulan atau sesering beberapa hari.
2)      Miometrium: Rahim kebanyakan terdiri dari otot polos, yang dikenal sebagai "miometrium." Lapisan paling dalam miometrium dikenal sebagai zona junctional, yang menjadi tebal dalam adenomiosis. Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
3)      Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
4)      Peritoneum: rahim ini dikelilingi oleh "peritoneum."

  1. Fungsi Rahim
Lepasnya lapisan endometrial pada manusia disebabkan oleh menstruasi (dikenal dengan istilah "datang bulan" seorang wanita) sepanjang tahun-tahun subur seorang wanita. Pada mamalia lain mungkin ada siklus yang panjang selama enam bulan atau sesering beberapa hari saja. Fungsi utama rahim menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalam endometrium, dan berasal makanan dari pembuluh darah yang berkembang secara khusus untuk maksud ini. Ovum yang dibuahi menjadi embrio, berkembang menjadi fetus dan gestates sampai kelahiran.
Rahim menyediakan integritas struktural dan dukungan bagi, usus kandung kemih, tulang panggul dan organ. Rahim membantu terpisah dan tetap kandung kemih dalam posisi alami di atas tulang kemaluan dan usus dalam konfigurasi alam di belakang rahim. Rahim kontinu dengan leher rahim, yang terus-menerus dengan vagina, banyak cara yang kepala terus-menerus dengan leher, yang terus-menerus dengan bahu. Hal ini melekat pada bundel saraf, dan jaringan arteri dan vena, dan band luas seperti ligamen ligamen bulat, ligamen kardinal, ligamen yang luas, dan uterosakral ligamen rahim sangat penting dalam respon seksual dengan mengarahkan aliran darah ke pelvis dan ke eksternal alat kelamin, termasuk indung telur, vagina, labia, dan clitoris. Rahim diperlukan untuk orgasme rahim untuk terjadi. (http://www.news-medical.net).
Fungsi reproduksi rahim adalah untuk menerima ovum yang melewati persimpangan rahim-tuba dari tabung falopi. Hal ini kemudian menjadi ditanamkan ke endometrium, dan berasal makanan dari pembuluh darah yang berkembang secara khusus untuk tujuan ini. Sel telur dibuahi menjadi embrio, berkembang menjadi janin dan gestates sampai melahirkan. Karena hambatan anatomis seperti pelvis, rahim didorong sebagian ke dalam perut karena ekspansi selama kehamilan. Bahkan selama kehamilan massa dari jumlah rahim manusia hanya sekitar satu kilogram (2,2 pon) (http://www.infofisioterapi.com)
  1. Uterus saat hamil
Uterus (rahim) berfungsi sebagai tempat berkembangnya embrio, dinding uterus tebal, panjang sekitar 7,5 cm, dan lebar sekitar 5 cm. Selama kehamilan uterus mampu mengembang sampai 500 kali.
Proses alamiah ketika tubuh mengembalikan uterus keukuran prahamil disebut involusi, yaitu mengkerut kembali ke ukuran asli. Guna membantu proses pengerutan ini, bidan atau perawat akan menekan uterus anda sepanjang jam pertama setelah melahirkan. Satu minggu kemudian anda masih belum dapat merabanya sewaktu menekan perut dengan tangan. Pada akhir minggu ke-6 sesudah melahirkan, berat uterus menyusut sampai kira-kira 60 gram (2 oz).
Pada saat berkerut, uterus akan merontokkan lapisan yang menopang janin selama kehamilan. Hasilnya berupa lokhia (rabas atau discharge) berdarah selama 3 atau 4 hari sesudah melahirkan, lalu berubah warna menjadi coklat atau kekuning-kuningan selama 10 sampai 12 hari kemudian. Rabas ini alamiah, karena itu jangan panik.
Selama masa nifas, alat-alat luar dan dalam berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genitalia ini disebut involusi. Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil serta membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah selnya. Secara alamiah selama kehamilan, rahim makin lama makin membesar. Setelah persalinan rahim akan mengecil kembali perlahan-lahan ke bentuk semula (Saleha, 2009, hal. ).
Mungkin anda merasakan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh kontraksi involusi uterus. Kalau ini terjadi, mintalah nasihat dokter sebelum anda minum obat, misalnya aspirin.
Setelah melahirkan, anda mungkin mengalami kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih dan merasa panas sewaktu buang air kecil. Rasa panas ini akibat vagina masih sensitif, dan akan hilang dengan sendirinya. Sebagian wanita tidak merasakan apa-apa pada waktu buang air kecil oleh karena kandung kemih menjadi kebal akibat memar pada saat partus. Jangan khawatir, rasa itu akan kembali normal dengan segera.
Proses melahirkan mempengaruhi seluruh area seputar uterus. Apakah melahirkan secara vaginal atau bukan, saluran kemih anda terjepit janin selama beberapa bulan terakhir masa hamil. Bila anda melahirkan secara vaginal, serviks sudah sangat melebar. Hal ini menyebabkan anda mudah terkena infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
  1. Bentuk rahim pada mamalia
Pada mamalia, empat bentuk utama yang ditemukan adalah:
  • Bipartit: Ditemukan di ungulates (rusa, rusa, rusa dll), dan kucing
  • Bicornuate: Ditemukan pada babi dan anjing.
  • Simplex: Ditemukan pada manusia, primata lain dan kuda.
  • Duplex: Ditemukan pada hewan pengerat (seperti tikus, tikus dan babi guinea), marsupial dan lagomorpha (kelinci dan kelinci).
  1. Kelainan Pada Uterus
  1. Kanker Rahim (Mioma)
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Dikenal juga dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi mencapai 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Penyebab
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Jenis
Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis:
Ø  Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim (subserosa)
Ø  Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim (intramural)
Ø  Pertumbuhan ke arah rongga rahim (submukosa)
Gejala dan tanda
Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah :
Ø  Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid.
Ø  Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih, saluran kemih (ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya sehingga menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena penekanan saluran kemih (ureter).
Ø  Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya reaksi peradangan steril di dalam rahim.
Ø  Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal.
Ø  Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung telur ataupun menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss).
Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Gejala sulit hamil ataupun keguguran berulang dapat disebabkan gangguan sumbatan pada saluran telur (tuba fallopi) dan gangguan implantasi sel telur yang telah dibuahi pada endometrium.
Sedangkan mioma uteri selama kehamilan dapat mengganggu kehamilan itu sendiri berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta.
Sebaliknya, kehamilan juga dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar seiring dengan meningkatnya kadar hormon wanita (estrogen) selama kehamilan. Pembesaran yang cepat ini memicu perubahan dari mioma uteri (degenerasi) yang dapat menimbulkan rasa nyeri. (http://www.Laparoskopiginekologi.com)

2.      Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD)

Dysfunctional uterine bleeding (DUP) atau perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan abnormal yang dapat terjadi di dalam siklus maupun di luar siklus menstruasi, karena gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormon (hipotalamushipofisis-ovarium-endometrium), tanpa kelainan organ. Perdarahan ini juga didefinisikan sebagai menstruasi yang banyak dan / atau tidak teratur tanpa adanya patologi pelvik yang diketahui, kehamilan atau gangguan perdarahan umum.
Menstruasi normal terjadi akibat turunnya kadar progesteron dari endometrium yang kaya esterogen. Siklus menstruasi yang menimbulkan ovulasi disebabkan interaksi kompleks antara berbagai organ. Disfungsi pada tingkat manapun dapat mengganggu ovulasi dan siklus menstruasi. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 21-35 hari dan berlangsung sekitar 2-7 hari. Pada saat menstruasi, jumlah darah yang hilang diperkirakan 35-150 ml, biasanya berjumlah banyak hingga hari kedua dan selanjutnya berkurang sampai menstruasi berakhir.
v  Gejala Umum
Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Kejadian tersering pada menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita mengalami menstruasi) atau masa pre-menopause.
a)      Pada siklus ovulasi
Karakteristik DUB bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi jarang, hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsionalndengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea). Untuk menegakan diagnosis perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur sehingga siklus haid tidal lagi dikenali maka kadang-kadang bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologi :
1. korpus luteum persistens : dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang kadang bersamaan dengan ovarium membesar. Dapat juga menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur.
2. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH releasing faktor. Diagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan.
3. Apopleksia uteri: pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus
4. Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.
b)      Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation)
Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya. Jadilah perdarahan rahim berkepanjangan. 2Pada tipe ini berhubungan dengan fluktuasi kadar estrogen dan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folike ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia dan kemudian diganti oelh folikel-folikel baru . Endometrium dibawah pengaruh estrogen akan tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula proliperatif dapat terjadi endometrium hiperplastik kistik. Jika gambaran ini diperoleh pada saat kerokan dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat anovulatoar. Biasanya perdarahan disfungsional ini terjadi pada masa pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas terjadi sesudah menarche, perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan Releasing factor dan hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar.
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovulatoar. Sedangkan pada wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas.
v  Faktor Penyebab
Ø  Hingga saat ini penyebab pasti perdarahan rahim disfungsional (DUB) belum diketahui secara pasti. Beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim disfungsional, antara lain :
Kegemukan (obesitas)
Ø  Faktor kejiwaan
Ø  Alat kontrasepsi hormonal
Ø  Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices)
Ø  Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim (DUB), misalnya: trombositopenia (kekurangan trombosit atau faktor pembekuan darah), Kencing Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain
Ø  Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi karena: tumor organ reproduksi, kista ovarium (polycystic ovary disease), infeksi vagina, dan lain lain.
  1. Peranakan (Rahim) Turun
Istilah peranakan turun lebih populer di masyarakat ketimbang penyebutan sebenarnya rahim turun (prolapsed uterus). Rahim (tempat janin berkembang) normalnya terletak di dalam pelvis dengan berbagai otot, jaringan dan ligamen yang mendukungnya.
Tapi kadang karena proses persalinan atau melahirkan yang sulit bisa membuat otot-otot ini melemah. Atau seiring dengan menurunnya hormon estrogen secara alami, maka rahim bisa turun ke dalam saluran vagina yang dikenal dengan istilah rahim turun.
Seperti dikutip dari WebMD, Jumat (10/12/2010) ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan prolapsed uterus atau rahim turun, yaitu:
  1. Beberapa kali melakukan persalinan normal melalui vagina.
  2. Kelemahan pada otot panggul setelah berusia lanjut.
  3. Melemahnya atau hilangnya kekuatan jaringan setelah menopause dan menurunnya kadar estrogen alami.
  4. Kondisi yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam perut seperti batuk kronis, terlalu mengejan akibat sembelit, tumor panggul atau adanya akumulasi cairan di perut.
  5. Kelebihan berat badan atau obesitas dan adanya beban tambahan terhadap otot panggul.
  6. Operasi secara radikal di daerah panggul yang menyebabkan hilangnya dukungan eskternal.
  7. Sering mengangkat beban yang berat.
Gejala
Gejala yang timbul ketika rahim seseorang turun adalah merasakan adanya tonjolan yang digambarkan seperti duduk di atas bola kecil, sakit pada pinggang, merasa ada sesuatu yang keluar dari vagina, nyeri saat berhubungan seksual, sulit buang air kecil dan buang air besar, inkontinensia dan kesulitan saat berjalan.
Pengobatan
Untuk menangani rahim turun ini tergantung dari kelemahan struktur pendukung di sekitar rahim. Jika masih ringan atau bisa tangani di rumah, maka ibu disarankan memperkuat otot-otot panggulnya melalui senam kegel.
Jika tidak bisa ditangani dengan senam kegel, maka diperlukan tindakan medis, seperti memasukkan cincin ke dalam vagina untuk membantu memulihkan kekuatan dan vitalitas jaringan di vagina. Penanganan ini dilakukan jika si perempuan masih ingin hamil lagi atau terdapat kontraindikasi jika dilakukan operasi.
Sedangkan pilihan terakhir adalah dengan melakukan operasi untuk memperbaiki rahim atau mengangkatnya. Dalam kasus yang parah, dokter akan mengangkat rahim (histerektomi). selama operasi dokter bedah juga akan memperbaiki penyangga dinding vagina, uretra, kandung kemih dan rektum.
Pencegahan
Meski demikian ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya rahim turun, seperti mengurangi berat badan, menghindari sembelit dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, melakukan senam kegel untuk memperkuat otot-otot panggul dan menghindari angkat beban berat dan mengejan.

Kondisi rahim turun digambarkan dalam beberapa klasifikasi, yaitu:
A. Kelemahan otot yang berfungsi sebagai penunjang rahim, kondisi ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:
  1. Derajat pertama, leher rahim turun ke dalam vagina
  2. Derajat kedua, leher rahim menempel pada pembukaan vagina
  3. Derajat ketiga, leher rahim berada di luar vagina
  4. Derajat keempat, rahim berada di luar vagina. Kondisi ini juga disebut sebagai procidentia yang disebabkan oleh kelemahan semua otot yang menunjang rahim.
B. Beberapa kondisi lain yang bisa melemahkan otot-otot yang memegang rahim, yaitu;
  1. Cystocele, adanya hernia (tonjolan) dari dinding depan atas vagina yang mana bagian dari kandung kemih menonjol ke dalam vagina. Kondisi ini bisa menyebabkan meningkatnya frekuensi urine, retensi dan inkontinensia.
  2. Enterocele, adanya hernia (tonjolan) dari dinding belakang atas vagina yang mana sebagian usus halus menonjol ke dalam vagina. Kondisi ini biasanya menyebabkan timbulnya sensasi ketarik dan sakit punggung saat berbaring.
  3. Rectocele, adanya hernia (tonjolan) dari dinding bawah belakang vagina yang mana rektum menonjol ke dalam vagina. Kondisi ini membuat seseorang sulit buang air besar dan mungkin seseorang perlu mendorong bagian dalam vagina untuk mengosongkan usus.(www.adipedia.com)

1 komentar:

  1. Rahim memang organ tubuh yang sangat penting ya.. banyak gejala penyakit yang dampaknya bisa ke rahim. benar-benar harus dijaga rahim ini

    BalasHapus