Selasa, 05 Juli 2011

salingtemas


MODEL PEMBELAJARAN SALINGTEMAS

Apa itu Model Pembelajaran SALINGTEMAS?
Model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan materi pembelajaran(Handayanto, 2003:60).
Model pembelajaran IPA terpadu diharapkan mampu mengkaitkan antara sains-lingkungan-teknologi-masyarakat(salingtemas). Oleh karena itu dalam menentukan tema dalam pembelajaran Ipa terpadu diharapkan bernuansa sains-lingkungan-teknologi-masyarakat.
Pendekatan salingtemas yang didalam bahasa inggris disebut”Science, Environment, Technology, and society” disingkat SETS merupakan suatu pendekatan yang melibatkan unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Iskandar, 2006:56). Pembelajaran dengan strategi saling temas merupakan perpaduan dari strategi pembelajaran STS(Science, Technology, and society) dan EE(Environmental Education). Dalam pembelajaran saling temas siswa dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi diikuti dengan pemikiran untuk mengurangi/mencegah kemungkinan dampak negatif yang mungkin timbul dari munculnya produk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat.

Arti Penting SALINGTEMAS bagi Proses Pembelajaran Peserta Didik
Pendekatan salingtemas harus memberikan kepada siswa pengetahuan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Isi pendidikan saling temas diberikan sesuai dengan hasil pendidikan yang ditargetkan. Hubungan yang tepat antara salingtemas dalam pembahasannya adalah keterkaitan antara topik dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa bahasan yang berkaitan dengan kehidupan siswa harus lebih diutamakan.
Sasaran pengajaran salingtemas adalah cara membuat siswa agar dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang berkaitan (Wulandari, 2006:16). Dengan kata lain, siswa dibawa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul disekitar kehidupannya.
Untuk memahami pendekatan salingtemas maka diperlukan pemahaman terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang saling terintegrasi yaitu:
a.      Pendekatan STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)
Pembelajaran dengan pendekatan STM adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/ masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan persiapan kinerja/ guru. Pendekatan ini melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan, pencarian informasi, dan evaluasi. Pendekatan STM memiliki karakteristik sebagai berikut. (1) identifikasi masalah(oleh siswa) di dalam masyarakat yang memiliki dampak negatif; (2) mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan; (3) menggunakan sumber daya yang terdapat dalam masyarakat baik materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari; (4) Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu engetahuan alam dan teknologi;(5) mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari. Iskandar dalam Wulandari (2006: 18)
Pembelajaran STM memiliki beberapa kelebihan yaitu:\
(a) Dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektualnya dalam berpikir logis dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari,
(b) Dapat membantu siswa mengenal dan memahami sains dan teknologi serta besarnya perana sains dan teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup dalam masyarakat,
(c) Dapat membantu siswa memperoleh prinsip-prinsip sains dan teknologi yang diperkirakan akan dijumpainya dalam kehidupan kelak,
(d) Siswa lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran berlangsung.
b.      Pembelajaran Sains, Teknologi, dan Literasi (STL)
Literasi berasal dari kata literacy yang berarti ”melek huruf” atau gerakan pemberantasan buta huruf. STL merupakan kemampuan mengenal hasil teknologi besera dampaknya, kemampuan menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kemampuan menyelesaikan masalah dengan konsep sains, kemampuan membuat hasil rekayasa teknologi yang disederhanakan, serta kemampuan menganalisis fenomena kejadian berdasarkan konsep IPA (Nurkhotiah, 2004:1).
Tujuan dari pendidikan salingtemas adalah untuk menghasilkan individu- individu yang memiliki literasi Sains dan Teknologi. (Yager, 1996:8-9; 1993:4-5 dalam zaini, 1997:20) mengemukakan ciri-ciri individu yang memiliki literasi sains dan teknlogi adalah sebagai berikut.
(1) Menggunakan konsep-konsep sains dan teknologi untuk merefleksikan nilai- nilai etika dalam pemecahan masalah dan merespon keputusan- keputuan dalam kehidupan termasuk kegiatan sehari-hari.
(2) Berpartisipasi dalam sains dan teknologi untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
(3) Memiliki nilai- nilai penelitian ilmiah dan teknik-teknik pemecahan masalah
(4) Mampu membedakan bukti- bukti sains dan teknologi dengan opini individual serta antara informasi yang layak dipercaya dan kurang dipercaya.
(5) Memiliki keterbukaan terhadap bukti-bukti baru dan pengetahuan teknologi/ilmiah yang bukan coba-coba.
(6) Mengenali sains dan teknologi sebagai hasil usaha manusia
(7) Memberikan tekanan kepada manfaat perkembangan sains dan teknlogi
(8) Mengenali kekuatan-kekuatan dan keterbatasan- keterbatasan sains dan teknologiuntuk melanjutkan kesejahteraan manusia
(9) Mampu menganalisis interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat.
Pendekatan salingtemas mengintegrasikan CTL di dalamnya, dengan pendektan ini siswa diharapkan akan menjadi ”melek sains” dan mempunyai jiwa literan dimana mengambil sains dan teknologi tidak sebagai perangkat konsep tapi bagaimana mampu mengintegrasikan dan menganalisis keterkaitan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, selain itu siswa belajar dengan berbagai sumber dan memanfaatkan teknologi, lingkungan sebagai sumber belajar, serta mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai yang bertanggung jawab.
c. Pembelajaran Lingkungan
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran yang mengintegasikan unsur lingkungan dalam materi pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk siswa dari berbagai perilaku siswa yang mengarah pada perusakan lingkungan menuju perilaku yang sadar terhadap lingkungan dan tanggap terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan.
Pendidikan lingkungan membentuk siswa menjadi sadar terhadap lingkungan. Kesadaran lingkungan memiliki makna kognitif dan afektif. Sadar lingkungan memiliki beberapa arti: (1) tahu dan mengekspresikan dampak perilaku terhadap lingkungan; (2) tahu dan mampu mengekspresikan tentang berbagai penyelesaian; (3) memahami perlunya langkah penelitian sebagai bekal pengambilan keputusan; (4) memahami pentingnya kerja sama dalam menyelesaikan masalah lingkungan(Mastur, 2004:1).
Berdasarkan pengamatan, pendidikan lingkungan di berbagai jenjang masih bersifat ilmu pengetahuan, para siswa memperoleh berbagai informasi lingkungan, tetapi tampaknya siswa belum mengetahui cara bertindak untuk lingkungan sesuai dengan kapasitasnya. Pendidikan lingkungan belum mampu mendorong minat, motivasi, dan keterampilan untuk bertindak. Dalam pembelajaran salingtemas yang mengintegrasikan lingkungan dengan materi pembelajaran memberikan alternatif membentuk siswa yang sadar terhadap lingkungan yang tidak hanya berupa informasi tentang kerusakan lingkungan dan unsur- unsur yang terdapat di dalam lingkungan.